Magang di Bank, Belajar Bersabar Menghadapi Nasabah
Indonesia masih kekurangan pekerja terampil. Saat ini, sebagian besar tenaga kerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah. Untuk menghilangkan gap tersebut, pemerintahan Joko Widodo di periode kedua mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk menciptakan SDM unggul. Salah satunya adalah pengarusutamaan pendidikan vokasi. Harapannya, pendidikan vokasi yang berfokus pada keterampilan di bidang tertentu dapat mencetak angkatan kerja terampil dan cocok dengan kebutuhan industri.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto menjelaskan, pembelajaran hybrid atau campuran antara tatap muka dan daring juga akan dilakukan pada perguruan tinggi vokasi mulai tahun depan. Peraturan khusus diterapkan untuk pelaksanaan praktik kerja lapangan atau magang. Wikan menjelaskan, peraturan khusus ini perlu karena sebagian besar perkuliahan di perguruan tinggi vokasi adalah praktik.
Mata kuliah praktik mendominasi perkuliahan vokasi yakni 60 persen sementara mata kuliah teori 40 persen. Terkait hal tersebut, untuk pembelajaran praktik kerja dan praktik kerja lapangan atau magang, kampus dan dunia usaha harus sepakat terkait pelaksanaan magang selama pandemi. "Termasuk di dalamnya hak dan kewajiban terkait pencegahan, pemeriksaan, dan perawatan antara pihak industri dunia kerja dengan perguruan tinggi dan mahasiswa," kata Wikan. Di sisi lain, magang menjadi bagian dari kemitraan antara institusi pendidikan dan industri yang terus diperkuat oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI). Proses magang dilakukan secara terstruktur, sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh setiap mahasiswa sehingga hasil dari magang tidak hanya sebagai pengalaman kerja tetapi juga implementasi kerja sama yang berkelanjutan.
Melia Iik Lufianda, mahasiswi D3 - Keuangan dan Perbankan / Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang, menceritakan pengalaman magang di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah atau sekarang yang dikenal dengan nama Bank Jateng. Bank Jateng didirikan pada tahun 1963 dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (PT. BPD Jateng). Pendirian tersebut dipelopori oleh Pemerintah Daerah beserta tokoh masyarakaat dan tokoh pengusaha swasta di Jawa Tengah atas dasar pemikiran perlunya suatu lembaga keuangan yang berbentuk bank, yang secara khusus membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di daerah. Bank Jateng Cabang Pati yang bertempat Jalan Jenderal Sudirman No.52, Puri, Pati ini memiliki 3 kantor cabang pembantu, yaitu cabang pembantu Juwana, cabang pembantu Tayu, dan cabang pembantu Kayen.
Mahasiswi kelahiran Pati, 6 November 1998, ini magang di Bank Jateng selama dua bulan mulai dari 17 Februari - 17 April 2020. Ia bisa magang di Bank Jateng karena adanya kerjasama antara Bank Jateng dengan jurusan Akuntansi Program Studi D3-Keuangan dan Perbankan Politeknik Negeri Semarang. “Sehingga bagi mahasiswa prodi Keuangan dan Perbankan yang berminat untuk melaksankan program magang di Bank Jateng akan diberikan kesempatan magang dengan penempatan pada cabang sesuai dengan kebutuhan bank,” jelasnya.
Lantas apa saja aktivitas selama magang ? Menurutnya, sama dengan karyawan bank lainnya di Bank Jateng, Ia diwajibkan datang sebelum pukul 07.30 WIB untuk mengikuti doa dan apel pagi. Kemudian memulai pekerjaan pukul 08.00 WIB. “Seragam yang kami kenakan pun sama dengan pegawai Bank Jateng, dimana untuk hari Senin hingga Rabu mengenakan seragam formal dengan blazer dan hijab putih, hari Kamis mengenakan atasan batik, lalu untuk hari Sabtu mengenakan pakaian kasual, sehingga meskipun kami hanya anak magang, kami tetap merasakan atmosfer sebagai pegawai Bank Jateng yang sebenarnya,” jelasnya.
Selama magang, peraih Juara I Lomba Frontliner (Customer Service) Tingkat Nasional di Accounting Student Competency Festival National 2019 Politeknik Negeri Semarang, ini ditempatkan di beberapa bagian. Dua minggu pertama ditempatkan di bagian Legal dan Admin Kredit. Di sini, Ia belajar mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan pengajuan hingga pencairan pinjaman nasabah, dan bisa langsung berinteraksi dengan nasabah ketika pencairan dana pinjaman. Dua minggu kedua ditempatkan di bagian Pemasaran. Pada bagian pemasaran, Ia belajar hal marketing dan bertemu langsung dengan nasabah dari berbagai kalangan serta usia.
Selain itu, berkesempatan mengikuti berbagai event tim pemasaran, seperti menjadi MC di acara Sosialisasi Cash Management System (CMS) se-Kecamatan Winong Kabupaten Pati dan menjadi Petugas Kegiatan Sosialisasi Pembukaan Rekening Tabungan untuk Veteran Kabupaten Pati. “Karena pandemi covid-19, jadwal magang kami terpotong dua minggu, sebagian besar kegiatan peserta magang di beberapa cabang Bank Jateng diberhentikan, namun alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk tetap menyelesaikan magang, dan pada dua minggu terakhir saya ditempatkan di bagian Akuntansi dengan alasan agar saya tidak berinteraksi langsung dengan nasabah dan terhindar dari penularan covid-19,” ungkapnya.
Selama magang, pekerjaan yang dilakukan tidak mengalami suatu kendala. Karena sebelum magang di bank, beberapa materi sudah dipelajari selama kuliah. Sehingga dapat dengan mudah diterapkan di tempat magang. “Namun, kembali lagi bahwa apa yang dihadapi di dunia kerja akan lebih kompleks daripada apa yang dipelajari selama kuliah. Sehingga ketika magang menjadi salah satu kesempatan besar bagi kami untuk belajar lebih banyak dan secara tidak langsung kami dituntut untuk lebih aktif dan kreatif. Ketika kami tidak bertanya kepada pegawai mengenai pekerjaan apa yang akan kami lakukan dan bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut, maka kami tidak akan melakukan apa-apa selama magang,” ungkapnya. Jadi, selain belajar mengenai pekerjaan yang dipercayakan, kami juga belajar mengenai bagaimana cara berinteraksi dan menjalin hubungan baik dengan rekan kerja maupun nasabah.
Hal apa yang dirasakan paling berbeda ketika magang? Menurutnya, hampir sebagian besar berbeda, namun jika termasuk mahasiswa yang aktif atau pernah mengikuti organisasi, maka hal ini tidak akan terlalu menjadi masalah. Jika selama kuliah hanya bertanggungjawab pada diri sendiri, maka ketika magang belajar memegang tanggungjawab yang lebih besar serta lebih hati-hati agar tetap mendapatkan kepercayaan baik dari atasan, rekan kerja, maupun nasabah. “Ketika kuliah kami hanya belajar mengenai beberapa bentuk permasalahan yang dapat diprediksi untuk kemungkinan terjadi, maka ketika kami magang kami benar-benar dihadapkan dengan permasalahan yang tidak pernah kami prediksi sebelumnya. Mulai dari sifat rekan kerja, target kerja, komplain nasabah, dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Selama dua bulan magang di Bank Jateng cabang Pati, Melia tidak mengalami kesulitan. Menurutnya, karyawan di sana sangat baik, ramah dan mau berbagi ilmu. Budaya kerja pun disiplin, teratur, dan rapi. “Hanya saja, saya harus lebih aktif bertanya dan harus lebih memberanikan diri untuk mengenal semua karyawan dari berbagai devisi. Sehingga hal tersebut membuat saya nyaman dan menikmati proses belajar selama magang,” jelasnya.
Selama magang, Melia mendapatkan pengalaman menarik dan tidak dapat lupakan, seperti berkesempatan menjadi MC di acara Sosialisasi Cash Management System (CMS) se-Kecamatan Winong Kabupaten Pati dan bertemu dengan banyak nasabah. Selain itu, ketika berada di bagian Legal Admin Kredit dan di Tim Pemasaran, dapat langsung berhadapan dengan nasabah yang emosi karena komplain. “Hal tersebut tentu manjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya, dan saya merasa sangat beruntung bisa mendapatkan kesempatan tersebut. Karena dari pengalaman sederhana tersebut saya belajar bagaimana cara mengontrol diri agar tidak terbawa emosi nasabah, memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan komplain nasabah, tetap profesional dalam menjalankan pekerjaan serta tetap mengutamakan kepentingan nasabah dengan memberikan pelayanan yang terbaik,” ungkap lulusan SMK Negeri 1 Pati ini.
Saat ditanya apakah nantinya berminat kerja di tempat magang? Melia merasa tertarik untuk bekerja sebagai karyawan di Bank Jateng. Selain memang sesuai dengan bidang yang dipelajari, yaitu Keuangan dan Perbankan, Ia juga merasa cocok dengan budaya kerja yang ada di Ban